Ada hal menarik bagi saya di Hari Anak Nasional kemarin. Ternyata rekomendasi dari hasil Kongres Anak Indonesia pada 21-22 Juli di Bogor telah dikurangi satu butir, yang berbunyi "Kami anak Indonesia menyuarakan perlunya dibentuk kementerian anak untuk merespons kebutuhan anak di Indonesia." Butir ini dianggap sensitif oleh protokoler presiden sehingga harus dihapus.


  1. Kami anak Indonesia bercita-cita menjadi anak yang kreatif, cerdas, berkualitas, dan terlindungi dari segala bentuk kekerasan, eksploitasi, penelantaran, dan diskriminasi.

  2. Kami anak Indonesia membutuhkan perlindungan dari bahaya tembakau agar kami dapat tumbuh berkembang secara wajar.

  3. Kami anak Indonesia bertekad untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran cara hidup sehat, hak kesehatan reproduksi, agar kami terhindar dari bahaya penyakit menular, HIV dan AIDS, serta penggunaan NAPZA.

  4. Kami anak Indonesia bertekad mempersatukan anak bangsa yang berada di daerah terpencil, daerah perbatasan, daerah terisolasi, dengan adanya dukungan sarana dan prasarana yang memadai.

  5. Kami anak Indonesia bertekad untuk menyuarakan aspirasi kami melalui forum anak daerah yang akan ditindaklanjuti melalui Kongres Anak Indonesia secara berkelanjutan, sebagai wadah saling berbagi informasi dan pendidikan demokrasi yang santun sejak dini untuk membangun solidaritas anak bangsa dan keutuhan Negara Kesatuan RI.

  6. Kami anak Indonesia menyuarakan perlunya dibentuk kementerian anak untuk merespons kebutuhan anak di Indonesia.


Puncak acara perayaan Hari Anak Nasional berlangsung di Taman Mini Indonesia Indah. Presiden SBY bersama beberapa menterinya serta 11.500 anak sekolah yang ikut meramaikan. Ida Ayu Upawita Dewi dari Bali dan dari Sumatera Barat, Syukri, membacakan rekomendasi Kongres Anak secara bergantian di hadapan Presiden. Presiden pun meminta menteri-menteri terkait untuk menindaklanjuti. Sayangnya, rekomendasi terakhir tidak dibacakan karena disortir oleh protokoler kepresidenan dan panitia penyelenggara. "Terlalu politis," kata mereka.

Hari-hari menjelang pemilu 2009 ini ramai nian orang berpolitik. Tapi rekomendasi itu? Ah, bukankah ia suara anak Indonesia? Sebuah paket rekomendasi tentunya boleh-boleh saja diajukan. Anak Indonesia minta menteri, Presiden tentu tak boleh menolak untuk sekedar mendengarkan.

Read More......

As if I am not human

My employer didn’t allow me to go back to Indonesia for six years and eight months…. I never got any salary, not even one riyal ... My employer never got angry with me, she never hit me. But she forbade me from returning to Indonesia.”
– Siti Mujiati W., Indonesian domestic worker, Jeddah, December 11, 2006

Selasa, 08 Juli 2008, saya menghadiri undangan peluncuran laporan penelitian mengenai kondisi Buruh Migran Pekerja Rumah Tangga (PRT) dari Asia di Arab Saudi. Laporan yang diberi judul Seolah Saya bukan manusia atau As if I am not human ini merupakan hasil penelitian Human Rights Watch (HRW) selama tahun 2006 - 2008. Nisha Varia, orang yang melakukan penelitian ini hadir untuk memaparkan hasil temuannya selama melakukan penelitian di Arab Saudi dan negara pengirim Indonesia, Sri Lanka, Filipina dan Nepal. Laporan penelitian dari HRW mengupas kondisi buruh migran PRT yang hak-haknya dilanggar.

Read More......