Ketidakadilan Dunia

Peristiwa ini terjadi kemarin, sekitar pukul 5 sore. Saya keluar dari kantor, naik metromini 49 dari arah Manggarai menuju Kampus UI Salemba. Di perjalanan, di jalan Diponegoro, tepatnya di persimpangan depan bioskop Megaria, saya melihat seorang ibu menggendong bayinya sambil telapak tangan terbuka menadah berharap kepada para sopir mobil-mobil pribadi yang sibuk memperhatikan jalanan yang sedang tersendat karena kemacetan. Saya perhatikan secara mendalam dari dalam kendaraan umum yang melaju dengan lambat ini. Tenggorokan saya tecekat, mata saya tiba-tiba terasa panas. Pikiran saya lari kemana-mana. Perasaan saya kacau. Sungguh, saya merasakan sesuatu yang sangat dalam. Di gendongan seorang ibu itu, saya melihat bayi yang matanya masih sipit, kulitnya masih agak merah meskipun cenderung gelap (mungkin karena terpaan matahari), serta bayi itu tidak nampak bergerak-gerak, seolah tidak ada tanda-tanda kehidupan. Saya mengira-ngira, bayi mungil itu mungkin baru berusia 2 atau 3 bulan.

Read More......

Belajar Lewat Chatting

Zaman internet seperti sekarang, hampir semua pengguna internet tahu fasilitas ngobrol (chatting) online. Komunikasi dua arah. Sebut saja Yahoo Messenger, AIM, atau Skype yang umum dipakai oleh orang-orang di sekeliling saya. Fasilitas ini saya manfaatkan juga untuk belajar jarak jauh. Salah satu sumber belajar saya adalah mas Ferry. Mas Ferry ini adalah teman lama waktu kuliah dulu. Kami sama-sama menimba ilmu di Bulaksumur, menekuni kajian sosial-politik, namun belakangan terjebak mendalami teknologi komunikasi dan informasi (ICT). Mas Ferry adalah senior saya, baik di kampus maupun di organisasi. Bahkan dalam hal ICT, dia sudah jauh meninggalkan saya. Karena itulah, meski dia di Yogya, tetap saja ia adalah teman belajar yang banyak membantu. Yahoo Messenger adalah saluran komunikasi kami.

Read More......

Kereta Api Kelas Ekonomi


Pernah naik kereta api kelas ekonomi? Dulu, saat masih mahasiswa di Yogyakarta, saya sering melakukannya. Perjalan dari Jogjakarta - Jakarta, Yogyakarta - Bandung atau sebaliknya. Selaku mahasiswa sebuah perguruan tinggi Yogya yang mahasiswanya terkenal kebanyakan dari kelas kere Indonesia, saya adalah salah satu pemakai setia kereta kelas Ekonomi. Kenyataannya, saya memang hanya mampu untuk berada di kelas itu, di luar segelintir penduduk Indonesia yang bisa menikmati kelas Eksekutif atau kelas Bisnis.

Read More......

Hukum Asosiatif


Sekitar dua setengah tahun lalu, saya mengajar anak-anak tetangga untuk beberapa mata pelajaran, salah satunya adalah Matematika. Waktu itu saya baru datang dari Yogya, masih bekerja serabutan, sembari mencari pekerjaan yang pas juga berjualan jurnal digital di emperan kampus-kampus di Jakarta, Depok dan menawarkan ke beberapa kenalan. Jadinya, masih ada waktu untuk mengajar anak-anak tetangga itu. Mereka semua hanya ada 4 anak dan masih di bangku SMP. Tentu pelajaran mereka tidak begitu sulit bagi saya yang sudah bertahun-tahun tidak lagi mempelajarinya.


Saya teringat perkataan guru saya waktu masa sekolah dulu, "guru itu juga belajar, terus belajar. Kalau guru lebih tahun dari siswanya, itu karena guru membaca dan belajar lebih dulu ketimbang siswa yang belajar padanya." Saya camkan betul saat akan mengajar anak-anak tetangga ini. Saya juga tidak mau asal-asalan membantu mereka belajar. Meski uang yang saya terima dari mereka sangat tidak cukup, terus terang saya merasa memiliki tanggung jawab yang tidak ringan.

Read More......